Jumat, 09 Agustus 2024

Thriller Genre Fiksi yang Menegangkan dan Mencemaskan

 



Fiksi itu khayalan. Cerita hasil imajinasi penulis, atau biasa disebut pengarang. Sebenarnya beda ya antara penulis dan pengarang. Penulis bisa menulis fiksi dan nonfiksi. Pengarang spesialis penulis fiksi. Orang yang menyebut diri penulis, biasanya mampu menulis fiksi dan nonfiksi.

 

Dari sekian genre (macam; jenis) fiksi ada yang disebut thriller. Fiksi jenis thriller ini ada yang berbentuk karya sinema yang disebut film. Ada yang berupa karya tertulis yang macamnya antara lain cerita pendek (cerpen), novel, cerita bersambung (cerbung), dan novelet.

 

Fiksi thriller mempunyai ciri khas yang membedakan dengan genre lain. Ciri khas itu misalnya menegangkan dan mencemaskan.

 

 

Menegangkan

 

Ciri khas fiksi genre thriller adalah menegangkan. Pembaca (fiksi tertulis) dan pemirsa (film) dibuat tegang perasaannya saat membaca atau menonton. Ketika menonton film genre thriller, pemirsa dibuat duduk terpaku, tidak bergerak, dan pandangan fokus ke layar. Tidak tergoda untuk menoleh ke arah lain. Konsentrasinya hanya tertuju pada film thriller yang ditontonnya. 

 

Anda sebagai penonton tentu tahu judul-judul film yang termasuk genre thriller. Film-film Scream, Final Destination, Annabelle, Get Out, dan sebagainya merupakan sedikit dari ratusan film thriller. Penonton dibuat penasaran untuk mengikuti jalan cerita. Tak ada waktu sedetik pun untuk mengalihkan perhatian dari layar film.

 

 

Mencemaskan

 

Penonton pun dibuat cemas. Mereka mencemaskan nasib tokoh utama dalam film yang sedang ditonton. Mengapa cemas? Karena secara naluri penonton merasakan kesedihan, atau kecemasan yang dirasakan tokoh utama. Semakin merasa cemas, penonton semakin merasa penasaran untuk mengikuti jalan cerita sampai film the end.

 

Perasaan serupa dialami pembaca cerita fiksi genre thriller. Sejak membaca kata pertama, paragraf pertama, berlanjut ke rangkaian kata selanjutnya, merasa tegang. Suasana tegang dan mencemaskan dibangun penulis secara lihai, membuat pembaca terpatri pada bacaannya. Tak ada waktu satu detik pun untuk tertarik keadaan di sekitarnya. Tidak heran kalau pembaca cerita thriller seperti tersihir oleh materi cerita yang dibaca.

 

 

Dendam dan Tipu Muslihat

 

Materi yang lazim ada dalam fiksi thriller itu berkisar tentang dendam dan tipu muslihat. Efeknya bisa bermacam-macam, di antaranya pembunuhan. Orang dendam kesumat, lalu membunuh sudah menjadi menu sehari-hari dalam fiksi thriller. Tokoh yang melakukan balas dendam secara terselubung atau terang-terangan membuat suasan tegang dan mencemaskan.

 

Tipu muslihat oleh tokoh licik untuk mencelakai orang lain juga menjadi menu menarik dalam fiksi thriller. Lika –liku tokoh licik yang bertarung startegi melawan tokoh baik membuat pembaca/pemirsa penasaran untuk mengikuti cerita sampai akhir.

 

Cerpen thriller bertema balas dendam misalnya Tiga Belas Mawar Hitam. Berkisah tentang seorang pembunuh yang gagal insyaf. Dia ingin kembali ke jalan benar, tapi istri yang sedang hamil tua terbunuh saat tigas belas pembunuh pesta maut di sebuah keramaian. Pembunuh yang kehilangan istri itu balas dendam dengan melakukan serangkan pembunuhan yang sangat bengis!

 

Sedangkan cerpen thriller bertema tipu muslihat misalnya Ya Romantis YaSadis. Bercerita tentang perilaku penipu yang modusnya menggunakan rayuan romantis, tapi tindakannya sadis. Dia membunuh pasangannya demi mendapatkan hartanya.

 

Spirov Lengking, 420280901415

 

*****