Fiksi itu khayalan. Cerita hasil
imajinasi penulis, atau biasa disebut pengarang. Sebenarnya beda ya antara
penulis dan pengarang. Penulis bisa menulis fiksi dan nonfiksi. Pengarang
spesialis penulis fiksi. Orang yang menyebut diri penulis, biasanya mampu menulis
fiksi dan nonfiksi.
Dari sekian genre (macam; jenis)
fiksi ada yang disebut thriller. Fiksi jenis thriller ini ada yang berbentuk
karya sinema yang disebut film. Ada yang berupa karya tertulis yang macamnya
antara lain cerita pendek (cerpen), novel, cerita bersambung (cerbung), dan
novelet.
Fiksi thriller mempunyai ciri
khas yang membedakan dengan genre lain. Ciri khas itu misalnya menegangkan dan
mencemaskan.
Menegangkan
Ciri khas fiksi genre thriller adalah menegangkan. Pembaca (fiksi tertulis) dan pemirsa (film) dibuat tegang perasaannya saat membaca atau menonton. Ketika menonton film genre thriller, pemirsa dibuat duduk terpaku, tidak bergerak, dan pandangan fokus ke layar. Tidak tergoda untuk menoleh ke arah lain. Konsentrasinya hanya tertuju pada film thriller yang ditontonnya.
Anda sebagai penonton tentu tahu
judul-judul film yang termasuk genre thriller. Film-film Scream, Final Destination, Annabelle, Get Out, dan sebagainya
merupakan sedikit dari ratusan film thriller. Penonton dibuat penasaran untuk mengikuti
jalan cerita. Tak ada waktu sedetik pun untuk mengalihkan perhatian dari layar
film.
Mencemaskan
Penonton pun dibuat cemas. Mereka
mencemaskan nasib tokoh utama dalam film yang sedang ditonton. Mengapa cemas?
Karena secara naluri penonton merasakan kesedihan, atau kecemasan yang
dirasakan tokoh utama. Semakin merasa cemas, penonton semakin merasa penasaran
untuk mengikuti jalan cerita sampai film the
end.
Perasaan serupa dialami pembaca
cerita fiksi genre thriller. Sejak membaca kata pertama, paragraf pertama,
berlanjut ke rangkaian kata selanjutnya, merasa tegang. Suasana tegang dan
mencemaskan dibangun penulis secara lihai, membuat pembaca terpatri pada
bacaannya. Tak ada waktu satu detik pun untuk tertarik keadaan di sekitarnya.
Tidak heran kalau pembaca cerita thriller seperti tersihir oleh materi cerita
yang dibaca.
Dendam dan Tipu Muslihat
Materi yang lazim ada dalam fiksi
thriller itu berkisar tentang dendam dan tipu muslihat. Efeknya bisa
bermacam-macam, di antaranya pembunuhan. Orang dendam kesumat, lalu membunuh
sudah menjadi menu sehari-hari dalam fiksi thriller. Tokoh yang melakukan balas
dendam secara terselubung atau terang-terangan membuat suasan tegang dan
mencemaskan.
Tipu muslihat oleh tokoh licik
untuk mencelakai orang lain juga menjadi menu menarik dalam fiksi thriller.
Lika –liku tokoh licik yang bertarung startegi melawan tokoh baik membuat
pembaca/pemirsa penasaran untuk mengikuti cerita sampai akhir.
Cerpen thriller bertema balas
dendam misalnya Tiga Belas Mawar Hitam. Berkisah tentang seorang pembunuh yang gagal insyaf. Dia ingin kembali ke
jalan benar, tapi istri yang sedang hamil tua terbunuh saat tigas belas
pembunuh pesta maut di sebuah keramaian. Pembunuh yang kehilangan istri itu
balas dendam dengan melakukan serangkan pembunuhan yang sangat bengis!
Sedangkan cerpen thriller bertema
tipu muslihat misalnya Ya Romantis YaSadis. Bercerita tentang perilaku penipu yang modusnya menggunakan rayuan romantis,
tapi tindakannya sadis. Dia membunuh pasangannya demi mendapatkan hartanya.
Spirov Lengking,
420280901415
*****